Bertepatan dengan bulan Rosario yang memasuki minggu terakhir, pada Jumat 20 Oktober 2017 wilayah St. Hieronimus, lingkungan St.Yosef merayakan Misa bersama. Malam yang cerah setelah beberapa hari terakhir turun hujan, hari ini dianugerahi malam yang cukup cerah, sehingga tidak menyulitkan umat untuk berkumpul. Diawali doa Rosario bersama dengan mengambil peristiwa terang sebagai pilihan terkait dengan perayaan Misa dan pemberkatan rumah keluarga bapak Supartono Lyhan dan Ibu Margareth yang dihadiri sekitar 60-an umat.
Bacaan misa diambil dari kalender liturgi hari itu terutama dapat dikaitkan dengan pemberkatan rumah, khususnya dari bacaan pertama yang mengangkat topik tentang
iman. Keluarga ini juga meminta pemberkatan rumahnya agar menjadi tempat keluarga beriman (
House of Faith), terus bertumbuh dalam iman menuju kesempurnaan kasih. Pastor juga mengajak umat yang berkumpul untuk mendoakan koordinator lingkungan Gabriel yang baru menjalani operasi dan dalam periode pemulihan.
Dalam Homilinya
Pastor Bodi mengambil dari bacaan Rasul Paulus kepada jemaat di Roma yang merupakan surat terpanjang dan menjadi bagian penting dalam pewartaannya yang seakan-akan menyatakan keselamatan bagi orang kristen adalah berdasarkan ‘
iman’ dan bukan berdasarkan
‘perbuatan’. Padahal Paulus ingin mengingatkan bahwa, jikalau keselamatan adalah berdasarkan ‘
perbuatan’, maka jika Tuhan telah memberikan hukum Taurat (jangan ini jangan itu, harus ini harus itu), lakukanlah, kalau kamu melakukan semua dengan baik, maka kamu akan selamat, tetapi dalam kenyataannya manusia itu lemah adanya dan telah berdosa, untuk itu tidak dapat selamat karena perbuatan.
Semua manusia berdosa, besar kecil, berat ringan, disinilah injil mewartakan bahwa keselamatan adalah hadiah. Ada orang yang benar, yang benar- benar tidak berdosa, sempurna, yaitu Yesus Kristus, Dia yang wafat disalib, membayar/menebus dosa kita, jika kita menerima pewartaan itu, dan kita percaya, itulah
iman dan itu
diperhitungkan sebagai
kebenaran. Paulus mengatakan kalau orang masuk surga karena perbuatanya benar, maka itu bukan diperhitungkan sebagai '
kebenaran' melainkan '
upah' yang otomatis menjadi haknya. Tetapi jika manusia percaya kepada Yesus yang menebus dosa dosaku, itulah
iman dan disinilah diperhitungan sebagai
'kebenaran', kita dibenarkan, bukan karena orang benar tapi sebagai orang berdosa yang beriman, karena iman inilah dan hadiahnya kita dibenarkan,
inilah iman keselamatan kristiani.
Pemberkatan rumah-pun merupakan perayaan iman, dimana keluarga mau bersyukur, mengakui, mengimani semua keberhasilan bukan merupakan usaha keluaga ini semata, namun juga merupakan anugerah dan campur tangan Tuhan dan keluarga perlu terus berproses untuk membangun diri dan keimanan.
“Iman yang benar adalah dalam arti, ketika aku percaya kepada Tuhan, menerima pembenaran itu, ditebus dosanya, aku kemudian juga mengarahkan hidupku kepadaNya. Aku beralih dimensinya dari yang gelap kepada yang terang, dari kedagingan menjadi hidup yang dipimpin dalam roh, itulah keselamatan, mulainya dari iman, dan terus berproses jatuh bangun, bertumbuh dalam kasih menuju kepenuhan kasih”. Inilah inti program kehidupan orang kristiani yang diwartakan dalam Injil.
Teks : Kurniawan
Foto : Keluarga Supartono
Editor : Sovia